SUKU WAYOLI

Masyarakat Suku Wayoli di depan rumah adat Sasadu

Tarian Cakalele, Suku Wayoli

Tarian Cakalele, Suku Wayoli (Foto: Barron) 

Suku Wayoli

Sejarah Suku Wayoli

Dahulu kala Suku Wayoli dan Sahu adalah dua saudara kandung yang mempunya sifat dan karakter yang berbedah. Wayoli dan Sahu yang sekarang menjadi dua suku besar di Kabupaten Halmahera Barat, adalah merupakan dua sosok manusia dari sebuah keturunan. Keduanya adalah saudara kandung (Kakak– Adik). Sang kakak bernama Wayoli, yang berarti tanah warisan, sedangkan adik bernama Sahu, yang berarti panas atau “ Pemarah “. 

Sudah menjadi sebuah kebiasaan sejak dahulu kala, bahwa anak sulung adalah pewaris utama dari yang segala dimiliki oleh orang tua. Dan di Bagian Barat Halmaheralah dipilih untuk menjadi warisan milik sang Wayoli dan juga Sahu oleh orang tua mereka. Selain itu, Wayoli memilih lokasi untuk hidup dan berkembang disebagian pesisir Halmahera Barat, berhubungan dengan kahrisma, talenta dan kegemarannya sebagai seorang nelayan.

Akibat dari kharisma, talenta dan kegemaran tersebut, maka suatu ketika Wayoli diberi Mata Kail Emas dari sang Putri Khayangan Pemberian Mata Kail Emas dari Putri Khayangan, bukanlah merupakan hal yang mudah diraih oleh sembarang orang, tetapi faktor kemujuran, juga atas pertimbangan beberapa hal bahkan banyak hal terhadap seseorang untuk nantinya memiliki sesuatu yang berharga itu.

Mata Kail Emas adalah sebuah benda yang tak ternilai harganya sehingga tidak semuda untuk diberikan kepada seseorang, namun di pandangan mata sang Putri Khayangan bahwa Wayolilah salah satu orang yang bisa untuk mendapatkan benda berharga itu, karena Wayoli orang yang sabar, pendiam, tenang, lemah – lembut, sopan, dan penurut. Berbeda dengan sang adik (Sahu) yang watak dan karakternya yang pemarah.

Setelah memiliki Mata Kail Emas sang Wayoli menjadi semangat dalam pekerjaannya sebgai seorang nelayan, setiap kali ketika pulang dari memancing ikan benda berharga itu selalu disimpan dan dirawatnya dengan baik agar pemberian dari Sang Putri Khayangan itu akan selalu menjadi berkat bagi keluarganya. Akan tetapi benda berharga itulah juga yang akan menjadi suatu permasalahan dalam kehidupan keluarga mereka terutama dengan adiknya Sahu. Mata Kail Emas pemberian Sang Putri Khayangan itu yang membuat kedua saudara (Wayoli– Sahu) berpisah bahkan mengangkat sebuah sumpah.

Sesuai dengan arti namanya, maka Sahu berkembang menjadi besar dengan sifat dan tabiat yang sedikit berbeda dari sang kakak. Dari namanya itulah, maka kegemaran, talenta dan kharismanya adalah seorang pekerja kebun, dan itu diwarisi sebagian besar keturunannya menjadi satu warisan hidup sampai mati.

Untuk membaca lebih lanjut mengenai Suku Wayoli silahkan klik download

SUKU WAYOLI .pdf

CERITA RAKYAT HALMAHERA BARAT SUKU WAYOLI

CERITA RAKYAT AWAL MULA TERJADINYA SUKU TUGU WOER.pdf

Yanger, Musik Tradisional Dimainkan oleh Suku Wayoli

Yangere adalah sebuah musik orkesta yang terdiri dari jukulele (juk), dan stringbas yang dibuat dari kayu pohon yanger berbentuk sebuah kotak empat persegi panjang. Itulah sebabnya orang menamakan alat musik ini "yangere".

Lagu yang dimainkan berjudul, "Masida Moju Mi Ahu Sangi’sara", yaitu tentang kehidupan Suku Wayoli di masa lampau yang hidup secara berpindah-pindah di hutan.

Contact Us:

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Halmahera Barat


Jalan Pengabdian No 1, Desa Jati, Kecamatan Jailolo
Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, 97752

Email: dinaspendidikanhalbar@gmail.com 

Visit Our Social Media:

YouTubeFacebookInstagramLink