SUKU TERNATE
Suku Ternate merupakan ....
Tarian Soya-Soya Ternate
Tari Soya-soya merupakan bagian dari budaya Kesultanan Ternate. Tarian ini sudah ada sejak ratusan tahun silam yang merupakan sebuah tarian heroik untuk menyambut pasukan selepas bertempur di medan perang. Kata 'soya-soya' sendiri bermakna "semangat pantang menyerah". Tarian Soya-soya tercipta pada masa Sultan Baabullah (Sultan Ternate Ke-24), dari Kesultanan Ternate, untuk mengobarkan semagat pasukan pasca-tewasnya Sultan Khairun pada 25 Februari 1570. Saat itu,Tarian Soya-soya dimaknai sebagai perang pembebasan dari Portugis hingga jatuhnya tahun 1575. (sumber)
REFERENSI TENTANG SUKU TERNATE

Masyarakat dan Kebudayaan Ternate dalam Perspektif Sejarah
Tulisan ini menjelaskan kehidupan masyarakat Ternate dalam dimensi sejarah. Corak kehidupan sosial budaya masyarakat Suku Ternate kental dengan budaya Islam yang dianut oleh Kesultanan Ternate. Marimoi Ngone Futuru Masidika Ngone Foruru adalah ajakan kearah solidaritas dan persaudaraan antar etnis di Ternate.
sumber: di sini

Mengkonstruksi Nilai-Nilai Budaya Lokal Masyarakat Ternate Melalui Pembelajaran Muatan Lokal
Tulisan ini membahas tentang nilai-nilai budaya lokal masyarakat Ternate sebagai wadah pembelajaran muatan lokal. Nilai-nilai budaya lokal masyarakat adat Ternate terdiri atas budaya material dan non material. Budaya yang berbentuk material yang masih terdapat hingga kini, seperti; perumahan, bentuk dan jenis kapal, dan alat rumah tangga. Sementara budaya non material yang masih yang hingga kini masih lestari adalah tradisi perkawinan seperti; malam rorio, siloloa, joko kaha, makan saro, dan rorasa. Begitupula dalam aspek seni budaya seperti; dola bololo, dalil tifa, bobaso, moro-moro atau jangan, togal dan lalayon. Sementara pada aspek sosial kemasyarakatan seperti; gogoro, oro gia, morom (jojobo) dan maku rorio. Aspek keagamaan, seperti; dina kematian (arwahang), debus atau badabus, kololi kie, fere kie, dan salai jin.
(sumber: di sini)