SUKU SAHU
Tarian Suku Sahu
SUKU SAHU
Sejarah Suku Sahu
Suku Sahu merupakan salah satu suku yang mendiami dua wilayah yaitu kecamatan suku Sahu Barat dan Sahu Timur,Kabupaten Halmahera Barat,namun adat istiadat tetap terjaga dan menjadi satu kesatuan.Hal ini dapat dilihat dari adanya sasadu yaitu rumah adat Suku Sahu di setiap desa yang menandakan bahwa desa tersebut didiami oleh masyarakat yang berasal dari suku Sahu,dan masyarakatnya masih sangat aktif dalam melakukan ritual adatnya.
Nama Sahu diberikan oleh Sultan Ternate, dimana pergantian nama ini bermula ketika Sangaji (utusan suku sahu) dipanggil menghadap Sultan Ternate.Pada waktu sangaji bertemu dengan sultan,saat sedang makan sahur maka beliau pun berkata dalam bahasa Ternate “Haro kane si jou sahur, dadi kane suku ngana si golo ngana jiko sahu"yang artinya "karena kau sangaji datang pada Waktu sultan sedang makan sahur, maka kemudian hari ini kau akan mendirikan daerahmu dan namailah Sahu yang pada mulanya suku Sahu bernama Ji'o Jepung Malamo.
Pada zaman kesultanan Ternate,sesudah Baab Mansyur Malamo, suku Sahu dipimpin oleh seorang pemimpin yaitu Walasae.Dibawah pimpinan Walasae terdapat panglima yang disebut Kapita/Momole, dan disusul oleh Walangotom (prajurit). Setelah itu ada Jou Ma bela yaitu kaum masyarakat yang bertugas untuk membawa upeti kepada Sultan Ternate, setelah Jou ma bela ada Guru yang ditugaskan dalam hal keagamaan dan didampingi oleh khalifa dan yang terakhir adalah Ngofa Repe sebutan untuk masyarakat kampung.Seiring perkembangan zaman sekarang desa fomanyira (pimpinan desa) yang memiliki kedudukan tertinggi yang betugas mengatur kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk membaca lebih lanjut mengenai Suku Sahu silahkan klik download
Untuk mengunduh aplikasi kamus bahasa Indonesia-Sahu klik download
Untuk membaca SASADU: Arsitektur Tradisional Jailolo Halmahera Barat klik download

CERITA RAKYAT SUKU SAHU

KAMUS BAHASA SAHU - INDONESIA
DOKUMENTASI PELAKSANAAN TRADISI SUKU SAHU
TUTORIAL PENGGUNAAN PAKAIAN TRADISIONAL SUKU SAHU
Pakaian adat Sahu untuk laki-laki disebut bala dada yang dipakai pada saat ritual adat Orom Sasadu. Pakain ini khusus dipakai bagi tetua adat yang memiliki kedudukan tertentu. Sementara itu bagi perempuan disebut juga beludru yang dikombinasi dengan kain songket. Pakaian ini bisa dikenakan pada saat ritual Orom Sasadu. Pakaian wanita Sahu dilengkapi dengan selendang merah dan kuning yang memiliki makna tertentu. Lihat selengkapnya di video ini.
KESENIAN TRADISIONAL SAHU
Musik Tarian Sara Dabi Dabi
Tarian Sara Dabi-Dabi ini adalah tarian adat asli masarakat Sasadu atau Suku Sahu yang awalnya adalah gerakan untuk meredam tangisan anak perempuan Sultan Khairun.
Musik Tarian Legu Salai
Tarian Legu Salai merupakan sebuah tari tradisional masyarakat Halmahera Barat khususnya masyarakat Sahu, merupakan sebuah tari pergaulan yang melambangkan kebersamaan, rasa kasih sayang, cinta kasih antar sesama, tanpa membedakan satu dengan yang lain.
sumber: di sini

Lagu Denge-denge merupakan lagu yang biasa digunakan untuk menidurkan anak. Konon lagu ini biasa dinyanyikan untuk menidurkan Sultan Jailolo.
LAGU DENGE DENGE